Pada zaman dahulu, Carocok sekedar tempat raja mahjong pemukiman penduduk biasa, tidak tersedia yang menarik dari tempat ini. Hal ini karena kawasan Pantai Carocok hanya digunakan untuk kesibukan harian warganya, lebih-lebih pantai ini disebut sebagai “kandang Jawi” (artinya “Kandang Sapi’) oleh penduduk sekitar karena tempat ini sering digunakan untuk menambatkan sapi peliharaan warga.
Baru pada awal tahun 1980-an, kawasan pantai mulai banyak dikunjungi orang-orang terutama yang berasal dari Painan dan sekitarnya.
Panorama pantai yang tersaji indah, terutama di sore hari dimana pengunjung mampu memandangi matahari yang perlahan terbenam di ufuk barat, memicu keindahan tempat ini menyebar cepat melalui mulut ke mulut.
Sejak kala itu, pantai ini senantiasa ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun intrernasional. Dan bersamaan berjalannya waktu, Pantai Carocok dibenahi dan ditambah berbagai fasilitas pendukung demi menambahkan kenyamanan dan meningkatkan nilai jualnya.
Selain Pantai Carocok, adapula legenda yang menyelubungi pulau sekitar nya yaitu Pulau Cingkuak dan Pulau Batu Kereta.
Menurut cerita para sesepuh Painan, nama Batu Kereta diambil dari wujud batu yang tersedia di ujung selata pulau itu yang meyerupai jejak roda sepeda (kereta). Diantara mereka tersedia yang menjelaskan bahwa itu adalah jejak sepeda orang portugis.
Namun tersedia juga yang menjelaskan kecuali itu merupakan jejak sepeda meneer belanda yang mampir di Pulau Batu Kereta sebelum saat ke Painan. Tidak tersedia yang mampu menegaskan kebenaran legenda-legenda tersebut, tapi secara ilmiah jejak itu dijelaskan sebagai hasil dari hempasan ombak yang menggerus batu karang selama ratusan hingga ribuan tahun.
Lain Pulau Batu Kereta, lain pula Pulau Cingkuak. Pulau ini pernah jadi anggota dari sejarah Minangkabau yang lumayan terkenal.
Penjajah Belanda dan Portugis pernah menetap lama di Pulau ini, hal ini ditandai dengan terdapatnya benteng bersejarah yang merupakan peninggalan VOC, perusahaan Hindia Belanda kala itu, yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar.
Selain itu terdapat pula sebuah makam yang pada nisan nya tercantum Madame van Kempen, penghuni Pulau Cingkuak pada jaman penjajahan Belanda.
Lokasi Pantai Carocok
Karena membentang antara Painan dan Kota Padang, secara administratif Pantai Carocok terletak di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kecamatan IV Jurai Kota Padang, Sumatera Barat.
Pantai ini berjarak 2 KM dari Pasar Painan. Dari Kota Padang, objek wisata ini berjarak sekitar 75 KM atau 2 jam perjalanan darat.
Akses Transportasi ke Lokasi
Untuk capai Pantai Carocok, anda mampu memakai transportasi umum dari Pasar Painan yang mengarah langsung ke wilayah wisata.
Jika anda mampir dari Kota Padang atau luar Sumatera Barat, anda mampu memakai pesawat menuju Bandara Internasional Minangkabau. Dari bandara, tersedia sebagian alternatif kendaraan yang mampu digunakan. Pertama, anda mampu memakai jasa taksi dari bandara langsung menuju wilayah dengan ongkos berkisar antara Rp. 250.000-300.000.
Pilihan kedua adalah dengan menyewa kendaraan (biasanya dihitung per hari). Sewa kendaraan juga supir umumnya Rp. 300.000 per hari, belum juga ongkos bahan bakar sebesar Rp. 130.000. Jika anda mampir dengan rombongan dan hendak mendatangi tidak hanya Carocok, maka alternatif ini mampu dijadikan pilihan utama.
Opsi ketiga adalah bagi wisatawan dengan budget terbatas. Dari bandara, anda mampu menaiki bus Damri atau bus antar kota menuju Pasar Raya Padang denga ongkos sebesar Rp. 25.000. Kemudian anda mampu melanjutkan perjalanan dengan memakai travel menuju Pantai Carocok Painan, ongkos yang dikeluarkan sekitar Rp. 25.000-30.000. Hemat bukan?
Alternatif lain menuju Pantai Carocok adalah dengan memakai jalan laut. Anda mampu menyewa kapal cepat melalui Pelabuhan Teluk Bayur hingga Pantai Carocok. Selain itu, mulai tahun 20174, Pemerintah sedia kan moda transportasi baru yaitu Kapal Wisata Bintang Mandeh.
Kapal ini berlayar dari Pelabuhan Muaro Padang, menyusuri pulau-pulau pesisir pantai selatan, wisata mangrove hingga ke lokasi.
Untuk memakai fasilitas transportasi ini, anda dikenakan ongkos Rp. 300.000-350.000 per orang.